Pages

Tuesday 19 October 2010

Kepedulian, Keberpihakan, dan Tepukan Di Bahu Kanan

Terkadang, potensi gerak yang besar membutuhkan sedikit saja energi pecut yang akan membuatnya terus berputar, berputar dan berputar. Putaran yang pada gilirannya mengalirkan energi serupa bagi orang lain yang membutuhkan.

Energi itu sesungguhnya sangat sederhana awalnya. Adalah kepedulian dan keberpihakan, itulah kempompong energi.

Bila sejenak kita renungkan, sesungguhnya inilah dimensi lain konsep ekonomi komunitas gaya Profesor Muhammad Yunus dengan inisiatif sekelas Nobel Price: Garmeen Bank (http://en.wikipedia.org/wiki/Grameen_Bank).

Bisa jadi yang dibutuhkan oleh rekan dan kerabat kita, bukanlah satu dua keping mata uang itu untuk menggulirkan potensi kewirausahaanya.

Bisa jadi sekedar tepukan di bahu kanan: Ayo, kamu bisa!

Hemat Energi dan Berkata Jujur

Jadi, kata si penjual Semangka, " Kalau Bapak tidak mau capek dan hemat energi, berkatalah yang jujur Pak."

Aku tertegun mencerna, "Di mana hubungannya Bang?".

Seraya membersihkan kulit luar semangka-semangka nya yang menghijau, lelaki tua ini berkata perlahan namun pasti tanpa menengadah kepadaku, "Karena kalau Bapak hanya berkata yang jujur-jujur saja, Bapak tidak perlu capek-capek mengingat apa-apa yang telah Bapak katakan. Sewaktu diminta mengulang, Bapak pasti akan utaran fakta yang sama, karena memang demikianlah keadaannya. Bila Bapak memanipulasi data, maka Bapak akan berusaha keras mengingat-ingat setiap pernyaataan Bapak, agar tidak salah menjawab bila di kemudian hari diminta mengulangnya...".


(Percakapan kecil dengan penjual buah di India - 2008)

Monday 27 September 2010

--- 40!

Empat puluh tahun berlalu sudah ruang waktuku atas perkenanMU
Tiada sedikitpun kuasaku akan hal itu
Cinta....
ajarkan aku dengan cahayaMu mengisi 'kehidupan' agar kutidak sekedar pemamah biak di kesemuan ini.
Cinta....
tiada sedikitpun ku tau apa yang ada dan kutemukan di sisa ruang waktuku.
Cinta....
tuntunlah layarku mengarungi makna-makna,sampai Engkau tambatkan di dermaga cahaya padang sejati.....

(Hamdi Buldan, May 2010)

Belum Berjudul...

Ketika fajar menyingsing,irama hidup mulai bergejolak...
Di dalam waktu slalu ada makna hidup
Bila kau mengerti bahwa hidup hanyalah terdiri dari detik dan menit
Maka penuhi ia dengan segenap keyakinan
karna tidak ada yang abadi di dunia
begitupun dengan kesedihan...

(Eliana Ilik, September 2010)

Menulis...Yang Terbengkalai dari Halaman Benak Kita

Aku kembali menoleh ke salah satu halaman benakku yang terbiarkan kosong hampir selama 2 tahun belakangan ini. Hari hari terlewatkan mengulas angka angka komersial yang menurun. Hampir tiga perempat nafasku terlepas ke arah itu.

Terus terang, banyak yang terlewatkan lebih 500 hari terakhir. Tidak terujar dalam bentuk rekam tulis yang biasanya aku lakukan. Untain kejadian di tanah air dan rantau seberang, lewat begitu saja tanpa dapat aku bagi rekam dengan yang lain. Ada perasaan bersalah...

Topik topik hangat yang tidak sempat aku tuturkan seperti kasus kasus dis-amanah oleh pemangku-pemangku amanah di tanar air, gejala "korupsi hati", hingar bingar Facebook dan Blackberry, bahasa asing dan keseharian kita, merantau ke negeri orang, kecenderungan hormat kepada orang yang kita anggap pantas dihormati saja, berpikir besar, rencana rencana besar di awal 40 tahun dan masih banyak lagi...

Entahlah...semoga aku bisa kembali di halaman ini lebih sering lagi.

Rindu Seperti Mata Air

Rindu yang memberi
Seperti mata air
Mengisi setiap relung relung kosong di sembarang ruang
Yang mereka bentuk rupa atas rupa
Rindu yang meng-kalbu
Pernahkah engkau merasakan rindu sebegitu syahdu kepada saudaramu?
Rindu yang menyeru,
kembali kepadaNya...

(Subang Jaya, September 2010)