Empat puluh tahun berlalu sudah ruang waktuku atas perkenanMU
Tiada sedikitpun kuasaku akan hal itu
Cinta....
ajarkan aku dengan cahayaMu mengisi 'kehidupan' agar kutidak sekedar pemamah biak di kesemuan ini.
Cinta....
tiada sedikitpun ku tau apa yang ada dan kutemukan di sisa ruang waktuku.
Cinta....
tuntunlah layarku mengarungi makna-makna,sampai Engkau tambatkan di dermaga cahaya padang sejati.....
(Hamdi Buldan, May 2010)
Pernik Pernik
- Kuliner (2)
- Nalar-Naluri (17)
- Napak Tilas (1)
- Puisi (7)
- Puisi Eliana Ilik (1)
- Puisi Hamdi Buldan (1)
Monday 27 September 2010
--- 40!
Posted by Ridwan Aziz at 15:17 0 comments
Labels: Puisi Hamdi Buldan
Belum Berjudul...
Ketika fajar menyingsing,irama hidup mulai bergejolak...
Di dalam waktu slalu ada makna hidup
Bila kau mengerti bahwa hidup hanyalah terdiri dari detik dan menit
Maka penuhi ia dengan segenap keyakinan
karna tidak ada yang abadi di dunia
begitupun dengan kesedihan...
(Eliana Ilik, September 2010)
Posted by Ridwan Aziz at 15:09 0 comments
Labels: Puisi Eliana Ilik
Menulis...Yang Terbengkalai dari Halaman Benak Kita
Aku kembali menoleh ke salah satu halaman benakku yang terbiarkan kosong hampir selama 2 tahun belakangan ini. Hari hari terlewatkan mengulas angka angka komersial yang menurun. Hampir tiga perempat nafasku terlepas ke arah itu.
Terus terang, banyak yang terlewatkan lebih 500 hari terakhir. Tidak terujar dalam bentuk rekam tulis yang biasanya aku lakukan. Untain kejadian di tanah air dan rantau seberang, lewat begitu saja tanpa dapat aku bagi rekam dengan yang lain. Ada perasaan bersalah...
Topik topik hangat yang tidak sempat aku tuturkan seperti kasus kasus dis-amanah oleh pemangku-pemangku amanah di tanar air, gejala "korupsi hati", hingar bingar Facebook dan Blackberry, bahasa asing dan keseharian kita, merantau ke negeri orang, kecenderungan hormat kepada orang yang kita anggap pantas dihormati saja, berpikir besar, rencana rencana besar di awal 40 tahun dan masih banyak lagi...
Entahlah...semoga aku bisa kembali di halaman ini lebih sering lagi.
Posted by Ridwan Aziz at 11:55 0 comments
Labels: Puisi
Rindu Seperti Mata Air
Rindu yang memberi
Seperti mata air
Mengisi setiap relung relung kosong di sembarang ruang
Yang mereka bentuk rupa atas rupa
Rindu yang meng-kalbu
Pernahkah engkau merasakan rindu sebegitu syahdu kepada saudaramu?
Rindu yang menyeru,
kembali kepadaNya...
(Subang Jaya, September 2010)
Posted by Ridwan Aziz at 11:36 0 comments
Labels: Puisi