Terkadang, potensi gerak yang besar membutuhkan sedikit saja energi pecut yang akan membuatnya terus berputar, berputar dan berputar. Putaran yang pada gilirannya mengalirkan energi serupa bagi orang lain yang membutuhkan.
Energi itu sesungguhnya sangat sederhana awalnya. Adalah kepedulian dan keberpihakan, itulah kempompong energi.
Bila sejenak kita renungkan, sesungguhnya inilah dimensi lain konsep ekonomi komunitas gaya Profesor Muhammad Yunus dengan inisiatif sekelas Nobel Price: Garmeen Bank (http://en.wikipedia.org/wiki/Grameen_Bank).
Bisa jadi yang dibutuhkan oleh rekan dan kerabat kita, bukanlah satu dua keping mata uang itu untuk menggulirkan potensi kewirausahaanya.
Bisa jadi sekedar tepukan di bahu kanan: Ayo, kamu bisa!
Pernik Pernik
- Kuliner (2)
- Nalar-Naluri (17)
- Napak Tilas (1)
- Puisi (7)
- Puisi Eliana Ilik (1)
- Puisi Hamdi Buldan (1)
Tuesday 19 October 2010
Kepedulian, Keberpihakan, dan Tepukan Di Bahu Kanan
Posted by Ridwan Aziz at 21:18 0 comments
Labels: Nalar-Naluri
Hemat Energi dan Berkata Jujur
Jadi, kata si penjual Semangka, " Kalau Bapak tidak mau capek dan hemat energi, berkatalah yang jujur Pak."
Aku tertegun mencerna, "Di mana hubungannya Bang?".
Seraya membersihkan kulit luar semangka-semangka nya yang menghijau, lelaki tua ini berkata perlahan namun pasti tanpa menengadah kepadaku, "Karena kalau Bapak hanya berkata yang jujur-jujur saja, Bapak tidak perlu capek-capek mengingat apa-apa yang telah Bapak katakan. Sewaktu diminta mengulang, Bapak pasti akan utaran fakta yang sama, karena memang demikianlah keadaannya. Bila Bapak memanipulasi data, maka Bapak akan berusaha keras mengingat-ingat setiap pernyaataan Bapak, agar tidak salah menjawab bila di kemudian hari diminta mengulangnya...".
(Percakapan kecil dengan penjual buah di India - 2008)
Posted by Ridwan Aziz at 11:30 0 comments