Pages

Saturday 3 November 2007

Anturium dan Nishab Zakat kita…

Kaget nian membaca berita di surat kabar tentang satu pot tanaman hias Anturium Jemanii silangan yang laku dijual (terbeli) seharga lebih dari 1 milyar rupiah. Kok bisa… Curi dengar kanan kiri, aku juga memahami bahwa saat ini tanaman hias jenis Anturium (Anthurium -- family Areacea) ini sedang naik pamor.

Produk dengan pangsa pasar ceruk (niche market) seperti ini memang memiliki profil harga dan permintaan yang sangat unik, karena dibuat dan berlaku bagi kalangan sempit para penikmatnya.

Profil pasar seperti ini sama persis dengan profil pasar untuk burung-burung kicau misalnya seperti Anis Merah yang pernah top dan laku puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Hal serupa terjadi pada Burung Perkutut dan Ayam Bekisar dari dulu hingga sekarang.

Dalam pasar seperti ini tidak berlaku hukum rantai pertambahan nilai (added value chain) yang mungkin secara logis membuat suatu produk menjadi bernilai lebih tinggi, misal untuk kasus ikan di sungai dan tanaman sagu bertambah nilai ekonomis dan fungsionalnya setelah menjadi adonan pempek di baskom, lalu bertambah lagi setelah digoreng/direbus, lalu bertambah lagi setelah di-“packing” dan siap kirim ke pelanggan, juga akan terus bertambah lagi sesuai jumlah butir yang dikirim dan lain-lain. Secara fungsional kita juga bisa mensejajarkan nilai ekonomis dan fungsional tadi setara dengan berapa kilo kalori karbohidrat dan protein yang terdapat di dalam pempek dan seterusnya.

Kalau pempek 10 kontainer siap kirim ke Malaysia laku dijual 1 milyar, aku tentunya bisa mahfum….

Lebih baik membuat sebuah kebun rumpun bambu dengan uang 1 milyar dibanding membeli satu pot tanaman hias. Bisa bermanfaat bagi masyarakat dan juga terus menghasilkan. Jumlah daun yang dihasikan juga lebih banyak ribuan kali dibanding jumlah daun dalam satu pot Anturium, kalau memang kita cari adalah daunnya bukan batangnya…

Anturium, burung perkutut, ayam bekisar, ikan arwana dibeli dengan harta. Harta yang kita miliki adalah titipan dari Allah, bahkan sebagian daripadanya adalah untuk orang lain yang membutuhkan dalam bentuk zakat, sedekah dan infak.

Sederhananya, kalau kita membelanjakan uang kita untuk sesuatu yang hanya bermanfaat bagi diri kita sendiri, maka yang jelas jumlah uang kita akan berkurang. Maka akan berkurang juga potensi jumlah nishab zakat kita, maka akan berkurang pula jumlah uang yang berhak diterima oleh para ahli zakat…

Dalam 1 milyar rupiah, bila dia mengendap satu tahun (ini tidak akan terjadi kalau kita belikan Anturium satu pot tadi), niscaya akan ada aliran dana 25 juta rupiah untuk para ahli zakat. Ini hampir cukup membiayai 9 hingga 10 orang anak yatim untuk tamat SMA. Atau belikan saja 20 gerobak untuk dagang bakso bagi saudara kita yang miskin, sehingga mereka memiliki peluang untuk terangkat secara ekonomi…

Hati-hati, aku tidak akan pernah bisa membayangkan jawaban apa yang harus aku berikan pada hari perhitungan kelak di depan Rabb yang menciptakan kita…”Ridwan kamu gunakan untuk apa uang 1 milyar tadi ?”

4 comments:

decy said...

halo pak ridwan, terima kasih sebelumnya dah mampir ke blog sy. komentar sy tentang tulisan bapak, lumayan menarik.
memang saat ini sedang booming dengan berita penjulan tanaman anthurium dengan harga yang fantastis. sy pun sebenarnya heran, apa menariknya dari daun2 itu. knapa sampai harganya semahal itu. dirumah ortu sy juga mengoleksi beberapa tanaman seperti itu, tapi itu ortu saya belinya dari 'bayi' jadi harganya belum semahal sekarang. itupun tidak berniat untuk dijual kembali, hanya untuk koleksi.
akhir2 ini pun palembang rajin sekali pameran tanaman hias. sy sering ikut tapi sy khusus menjual kaktus. tapi memang ada penjual yang brani memamerkan tanaman mahal mereka disana dan itu ada yang beli.
kecenderungan mereka membeli tanaman mahal itu hanya sekedar gengsi pak atau bisa karena latah. kalopun mereka brani membeli dengan harga yang sangat menggiurkan itu dikarenakan mereka tau itu tanaman mahal atau langka. malah mereka sengaja mencari. jadi mereka membeli barang seperti itu bukan berdasarkan kebutuhan fisik tetapi hanya batiniah saja. memang miris mendengar ada yang berani beli mahal sebuah tanaman dengan daun yang besar2 itu.
kalo hal ini dikaitkan dengan masalah zakat atau pemanfaatan lain dari dana berlebih cukup miris melihatnya. sy pikir sangat tidak masuk akal sebuah tanaman bisa dihargai 1 M. seolah2 uang 1 M itu mudah didapatkan. bener sih pak, mending dipake buat ngasih bantuan bencana kebakaran, banjir atau apapun yang lebih 'menguntungkan' dalam hal ibadah. tapi pemikiran orang memang beda2 pak. gak semua orang dengan uang yang berlimpah bisa berpikir buat akhirat atau beramal. mereka lebih mementingkan gengsi atau prestise dibanding nilai kemanusiaan. karena mereka lebih membutuhkan sanjungan 'instan' dibanding keikhlasan.
semua kembali ke diri kita masing2 aja pak. dengan mengetahui berita2 seperti itu mungkin membuat kita lebih berfikir lagi tentang 'apa yang sebaiknya dilakukan' dengan harta titipan Allah.....
segitu aja pak komennya :-D kok jadi panjang yaaaa. butuh koreksinya pak kalo ada yang salah

chocolate said...

sayang banget yach sekarang harga anturiumnya dah nggak menentu..

Naila Musdalifah said...

http://cewekbisyar.blogspot.com

Lifelink said...

Through this post, I know that your good knowledge in playing with all the pieces was very helpful. I notify that this is the first place where I find issues I've been searching for. You have a clever yet attractive way of writing. sadaqah