Pages

Thursday 27 September 2007

Tepuklah Bahu Mereka….Kita Bersaudara!

(Salam hangat buat Febry, Fredy, Febriyansyah, Erry, Bang En, Sahala, Melly, Teddy, Menik, Agus Sutikno, Hamdi, Amir…dan seluruh teman di '86 SMAN3 Palembang)

Seminggu yang lalu, hidup penuh hikmah dan renungan. Tentang hakikat persaudaraan dan tumbangnya penyakit-penyakit hati, kesombongan dan iri dengki. Melainkan kasih sayang, keikhlasan dan silaturahmi menggelembung di hati.

Paling tidak itulah perasaanku berhari-hari setelah pertemuanku dengan teman-teman alumni SMAN 3 Palembang. Telah lewat 18 tahun kami menjalani kehidupan pertemanan semenjak lulus SMA, namun rasanya dalam setiap pertemuan kami tidak pernah merasa asing melainkan seperti karibnya orang bersaudara.

Dalam cerita-cerita yang mengalir, aku melihat pancaran rasa saling mengerti, saling memaafkan atas apapun yang mungkin pernah terhadir mengusik hati, bercengkerama tanpa merasa risih, saling mengisi tanpa rasa dengki. Aku merasakan semua itu dalam jabat tangan kami, tatap mata, dan tepukan dibahu.

Begitu indah bukan, bahkan dalam percakapan telpon dengan teman-teman SMA yang bermukim di berbagai kota (kami memang sering bersapa minggu-minggu ini, karena girangnya menyambut reuni 16/09)

Yang lebih mengesankan, Subhanallah, pada saat yang sama aku juga berkesempatan bertemu dengan teman lama semasa SMP, nyata-nyata selama hampir 23 tahun tidak bertemu diberikanlah kami kesempatan untuk kembali bertemu dan menyapa. Rasanya tidak ada yang berbeda, sekali lagi seperti karibnya orang bersaudara.

Bukankan ini indah ?
Bertahun-tahun kami menjalali paruhan hidup masing-masing, diberbagai profesi dan disibukkan oleh pernik-pernik kehidupan yang mungkin berbeda satu-sama lain, di tempat dan waktu yang berbeda, namun akhirnya tetap merasa satu rasa, karib!

Meneteslah airmata dalam hatiku mengenang runtuhnya silaturahmi manusia di banyak tempat – tepian jalur Gaza, Somalia, Irlandia, Yangon, Kashmir, di berbagai kota di Iraq….Manusia menumpahkan darah manusia yang lain dengan mendalihkan berbagai aspek yang susah payah mereka monopoli kebenarannya, apakah itu agama, ras, politik atau sekedar bisnis…

Padahal, bila kita mau membuka hijab di hati, sesungguhnya kita ini bersaudara. Bukankan kita memiliki kakek yang sama ... Ibrahim AS dan Luth AS (sekitar 1800 SM), Nuh AS, Idris AS hingga ke kakek Adam AS ?

Niscaya, kita dan orang-orang sesudah kita membawa sebagian pernik DNA (tepatnya Y-mrca) para leluhur kita tersebut.

Mestinya, haruslah persis sama rasa karib kita bila bertemu seseorang, entah siapa, di Fada-Ngourma (Burkina Faso), Kapiri Mposhi (Zimbabwe), Port Vila (Vanuatu), Salelologa (Samoa), Tokmok (Kyrgystan), Chersky (Rusia) dan puluhan ribu kota lain di dunia ini.

Tepuklah bahu mereka, shake their hand, kita bersaudara!

Further readings:
http://en.wikipedia.org/wiki/Y-chromosomal_Adam
http://news.nationalgeographic.com/news/2002/12/1212_021213_journeyofman.html

2 comments:

Unknown said...

Menarik sekali memang bicara tentang teman2 lama, apalagi yang jarang/belum pernah ketemu sejak lama, menggali lg memori jangka panjang kita, apalagi peristiwanya yg berkesan dan menyenangkan. Btw ado dak info kawan2 alumni sma 3 ang '86 yg bedomisili di smg dan sekitarnya?
Thx.

Anonymous said...

Hilary,
Belum terlacak tuh. Terdekat adalah Jogya, ada Hamdi.